Banyaknya Prospek dan Peluang bisnis Dari Hidroponik

Gaya hidup sehat masyarakat perkotaan kian meningkat. Budi daya tanaman hidroponik pun kian digandrungi sebagai konsumsi sehari-hari. Bagaimana peluang bisnisnya?
 
SALAH satu cara masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat adalah membudidayakan tanaman sayuran atau buah hidroponik. Hidroponik adalah budi daya menanam dengan memanfaatkan air tanpa media tanah.

Belakangan ini, tren budi daya hidroponik semakin digemari masyarakat, terutama di wilayah perkotaan. Tren ini muncul sejalan dengan semakin sempitnya lahan pertanian di perkotaan.


Alhasil, banyak masyarakat yang memanfaatkan lahan pekarangannya untuk membudidayakan tanaman hidroponik. Apalagi, hasil budi daya tanaman hidroponik memiliki nilai ekonomis.

Salah satu pelaku usaha yang mencoba peruntungan dari bisnis tanaman hidroponik adalah Evita Putri, pemilik Pelangi Flora asal Magetan, Jawa Timur. Pelangi Flora berdiri sejak 2012. Evita menjual berbagai bibit tanaman hidroponik, peralatan, dan medianya.

Menurut Evita, sejalan dengan tingginya tren hidup sehat, mendorong minat masyarakat kota menanam sendiri bahan makanan sehari-hari. Dia bilang, saat ini, kebutuhan bahan makanan dari tanaman hidroponik makin meningkat.

Evita menambahkan, belakangan ini tren tanaman hidroponik yang berkembang di masyarakat adalah sayuran dan buah-buahan. Kata Evita, tanaman hidroponik yang paling diburu adalah cabai, mentimun, kubis, selada, tomat, sayuran hijau seperti kangkung, bayam, dan caisin. "Itu yang menjadi top sales kami. Sedangkan untuk buah, antara lain, semangka, melon, dan pepaya," kata Evita.

Evita menjual tanaman hidroponik dan perlengkapannya Rp 5.000-Rp 40.000 per item. Ia bisa menjual lebih dari 500 tanaman per bulan. Sebagian besar pelanggannya berasal dari luar Magetan, seperti Jakarta, Surabaya, Bali, dan Banjarmasin, dan Makassar. Dari bisnis tanaman hidroponik, ia mengaku bisa meraup omzet Rp 40 juta per bulan.

Pemain lainnya di bisnis tanaman hidroponik adalah Hdyrofarm di Jakarta. Widya Astuti, Sales Manager Hydrofarm, mengatakan, perusahaannya menjual berbagai kebutuhan budi daya hidroponik, mulai nutrisi, media tanam hingga bibit tanaman hidroponik. Harganya mulai dari Rp 12.000 hingga Rp 135.000 per item.

Widya bilang dewasa ini tanaman hidroponik sudah cukup populer bagi masyarakat perkotaan urban. Sebab, mereka bisa menanam buah atau sayuran hidroponik di pekarangan rumah, meskipun lahannya sangat terbatas.

Dalam sebulan, Widya mengaku, Hydrofarm bisa menjual lebih dari 100 jenis tanaman hidroponik. “Tanaman hidroponik yang paling banyak dicari konsumen selada dan terung,” katanya.

Sayang, Widya enggan membeberkan nilai omzet yang bisa dipetik perusahaannya dari bisnis tanaman hidroponik. Yang jelas, kata dia, bisa mencapai puluhan juta rupiah per bulan. 

Jadi Memangnya apa saja peluang bisnis di balik hidroponik ini ?

1. Pelatihan hidroponik
2. menjual peralatan hidroponik
3. konsultan hidroponik
4. jasa pembuatan instalasi hidroponik
5. jasa pembuatan taman hidroponik
6. benih
8. Media tanam
9. starterkit hidroponik
10. sayuran hidroponik
11. buku hidroponik
13. jasa pembuatan green house
14..... dan masih banyak lagi saya kira...

Nah banyak kan?? anda mau pilih yang mana??

Mau pilih bisnis hidroponik yang mana? tentu saja terserah anda ya, gak harus bisnis sebenarnya.. anda bisa belajar hidroponik untuk mendpatkan sayuran berkualitas. namun demikian banyak juga pehobi hidroponik yang akhirnya terjun di bisnis sayuran hidroponik.

Sebagai gambaran aja, jika anda membuat NFT bentuk A dengan kapasitas tanam 560 tanaman tiap rak NFT A maka jika anda menanam selada setiap kali panen anda akan mendapatkan 56 kg selada segar, dengan asumsi 1 kg = 10 tanaman. Jika anda bisa menjual sayuran selada ini 30 rb/ kg maka anda akan mendapatkan uang sebesar : 56 kg x 30rb = 1680 rb... mau??

Sumber : kaltim.prokal.co

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Hidroponik Sistem Pasang Surut (Ebb & Flow System)

Teknik Hidroponik Sistem NFT (Nutrient Film Technique)

Teknik Hidroponik Sistem Rakit Apung (Water Culture System)